5jenis rasa malu dan ciri-cirinya. Rasa malu adalah perasaan yang sangat umum. Semua manusia mengalaminya pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil. Tapi itu bukan fenomena yang sederhana seperti yang terlihat, karena bisa memiliki ekspresi yang sangat berbeda tergantung pada situasi atau orangnya. TahuIndonesia 1 thn. Seseorang tidak memiliki rasa malu karena, Dia sangat merasa nyaman dengan dirinya. Dia suka atau senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan karena merasa dirinya benar. Dia merasa energi dalam dirinya selalu bertambah ketika ada orang yang memperhatikannya. KENDARI TELISIK.ID - Rasa malu adalah tabiat yang melekat pada diri manusia. Rasa malu bisa menjadi perisai bagi seorang muslim yang membentenginya dari hal-hal yang menjijikan dan melakukan perbuatan yang menyalahi tuntunan syariat. Malu menjadi pangkal kebaikan dan keimanan seseorang. Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda, "Rasa malu tidak Dalamkhutbah jum'at (6/6/2014) di Masjid Agung Tasikmalaya, membahas tentang manusia harus punya rasa malu. Katanya "Rasa malu itu terdapat dalam kepala dan perut". Rasa malu pada kepala, yaitu berkenaan dengan berfikir hal positif. Tidak boleh berfikir untuk saling menjatuhkan sesama manusia, karena kita semua adalah sama sebagai makhluk DalamSyarah Kitab Arba'in an-Nawai disebutkan bahwa makna hadis tersebut adalah jika seseorang tidak memiliki rasa malu, maka lakukanlah sekehendakmu, dan Allah akan memberimu siksa yang pedih. Melalui hadis ini, Allah memberikan perintah kepada hambanya untuk memiliki rasa malu dan juga menunjukkan ancaman bagi yang melanggarnya. 2KRXlFc. Malu adalah sifat yang sangat terpuji dan amat dianjurkan dalam kehidupan sosial. Rasa malu adalah salah satu tanda kebersihan hati dan kesehatan jiwa seseorang. Jika Anda melihat seseorang yang merasa tidak enak untuk melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, maka ketahuilah bahwa itu tanda kebaikan dalam dirinya. Sebaliknya, jika ada orang yang tidak pernah merasa segan mengucapkan kata-kata yang tidak layak, atau tidak merasa sungkan melakukan hal yang tidak semestinya, maka ketahuilah bahwa sebagian kebaikan dalam dirinya telah hilang. Karena malu bagian dari iman, makin baik iman seseorang, makin rasa malunya dia jaga. Rasul bersabda ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุกูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฅููŠู…ูŽุงู†ู Sifat malu sebagian dari iman al-Bukhari, al-Nasai, Abu Daud Tidak heran, rasa malu ini menjadi sifat agung yang membedakan jati diri seorang muslim dengan penganut agama lain. Nabi Muhammad bersabda ู„ููƒูู„ู‘ู ุฏููŠู†ู ุฎูู„ูู‚ูŒ ูˆูŽุฎูู„ูู‚ู ุงู„ู’ุฅูุณู’ู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุกู Setiap agama memiliki akhlak khusus yang membedakan dirinya dari yang lain, dan akhlak Islam adalah malu. Malik Malu adalah akhlak yang mencerminkan keagungan. Lihatlah sejarah, pemilik sifat mulia ini hanya orang mulia seperti Nabi Muhammad dan Utsman bin Affan. Malu adalah moral yang selalu mendatangkan kebaikan, ketenangan dan ketentraman sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari, nomer hadits 5652. Dengan rasa malu, seseorang akan menjaga dirinya tetap di atas koridor agama dan masyarakat. Dengan itu, dia tidak akan berbuat segala sesuat seenaknya. Rasul bersabda ุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุณู’ุชูŽุญู ููŽุงุตู’ู†ูŽุนู’ ู…ูŽุง ุดูุฆู’ุชูŽ Berbuatlah sesukamu, jika tidak merasa malu. Ahmad B. Bahaya Hilangnya Rasa Malu Bahkan, hilangnya rasa malu adalah tanda kehancuran seseorang dan kemurkaan Allah pada dirinya. Ibnu Umar meriwayatkan dari Nabi ๏ทบ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูู‡ู’ู„ููƒูŽ ุนูŽุจู’ุฏู‹ุง ู†ูŽุฒูŽุนูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุกูŽ ููŽุฅูุฐูŽุง ู†ูŽุฒูŽุนูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุกูŽ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽู„ู’ู‚ูŽู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูŽู‚ููŠุชู‹ุง ู…ูู…ูŽู‚ู‘ูŽุชู‹ุง Saat hendak menghancurkan seseorang, Allah cabut rasa malu dari dalam dirinya. Dengan itu ia menjadi orang yang dibenci. Ibnu Majah Bagaimana seseorang itu tidak hancur saat rasa malunya telah hilang, sementara ia tidak segan melakukan maksiat di depan keluarga dan masyarakatnya. Bukanya bertaubat, orang itu malah membanggakan maksiatnya. Silakan baca juga artikel terkait Dosa Lisan akibat hilangnya rasa malu. ูƒู„ู‘ ุฃู…ู‘ุชูŠ ู…ุนุงูู‰ ุฅู„ู‘ุง ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฑูŠู†ุŒ ูˆุฅู†ู‘ ู…ู† ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฑุฉ ุฃู† ูŠุนู…ู„ ุงู„ุฑู‘ุฌู„ ุจุงู„ู„ู‘ูŠู„ ุนู…ู„ุงุŒ ุซู…ู‘ ูŠุตุจุญ ูˆู‚ุฏ ุณุชุฑู‡ ุงู„ู„ู‘ู‡ Setiap umatku Muhammad akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin. Termasuk mujahirin adalah orang yang berbuat dosa pada malam hari, kemudian pagi hari dia menceritakannya pada orang lain, padahal Allah telah menutupi maksiatnya. al-Bukhari Lebih jauh lagi, ia akan merasa bahwa maksiatnya adalah perbuatan lumrah dalam masyarakat. Pada akhirnya, yang haram dijadikannya halal, yang halal dijadikan haram. Padahal dosa menghalalkan zina lebih besar dari berzina. Menghalalkan judi, lebih besar dosanya dari berjudi itu sendiri. Allah berfirman ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู‚ููˆู„ููˆุงู’ ู„ูู…ูŽุง ุชูŽุตููู ุฃูŽู„ู’ุณูู†ูŽุชููƒูู…ู ุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูŽ ู‡ูŽู€ุฐูŽุง ุญูŽู„ุงูŽู„ูŒ ูˆูŽู‡ูŽู€ุฐูŽุง ุญูŽุฑูŽุงู…ูŒ ู„ู‘ูุชูŽูู’ุชูŽุฑููˆุงู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽูู’ุชูŽุฑููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูŽ ู„ุงูŽ ูŠููู’ู„ูุญููˆู†ูŽ โ€œJanganlah kamu mengatakan hal dusta, Ini halal, ini haram,โ€™ untuk mengada-adakan kebohongan tentang Allah. Sungguh tidak akan beruntung, orang-orang yang mengada-adakan kebohongan tentang Allah.โ€ an-Nahl 116 Mengatakan โ€œini halalโ€ dan โ€œini haramโ€ tanpa ilmu, sama saja menciptakan tandingan bagi Allah, seolah-olah dia bisa menentukan syariat, dan syariat Allah tidak mutlak. Ini dosa besar. C. 3 Macam Sifat Malu Imam Mawardy dalam kitab โ€œAdab al-Dunia wa al-Dinโ€ mengatakan bahwa malu itu dibagi dalam 3 tingkatan Pertama, malu kepada Allah. Pada tingkatan ini seseorang akan mengerjakan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangnnya. Ia malu karena iman kepada Allah yang Maha Melihat lagi Mengetahui jika ia melakukan dosa maksiat. Ia malu jika tidak beribadah, karena Allah Maha Penyarang telah memberikannya banyak kesempatan hidup dan nikmat. Kedua, malu kepada sesama manusia. Malu ini diaplikasikan dengan menghargai orang lain dan tidak saling menyakiti serta tidak melakukan hal yang tidak seharusnya diperbuat di hadapan orang lain. Sahabat Rasul, Hudzaifah Ibnu Yaman berkata, ู„ุงูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ูููŠู…ูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ุชูŽุญููŠ ู…ูู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู Tidak ada kebaikan bagi siapa yang tidak punya rasa malu kepada sesama manusia. Ketiga, malu kepada diri sendiri. Artinya, seseorang menjaga diri dari sifat-sifat tercela yang tidak kita lakukan karena malu dilihat orang. Maka saat sendirian, ia malu melakukannya. Ia malu untuk menilai buruk orang lain, karena dia tidak merasa lebih baik dari orang lain. D. Kapan Harus Malu dan Kapan Tidak Boleh Malu Rasa malu adalah fitrah, sifat yang telah ada sejak manusia dilahirkan. Maka, kita harus memahami dengan benar arti dan wilayah rasa malu itu. Kita bisa katakan, rasa malu itu diterapkan di dalam koridor hal-hal yang dilarang agama. Implikasinya, tidak ada malu dalam kebaikan, tidak ada malu untuk mengungkapkan kebenaran, tidak ada malu untuk menampilkan sifat terpuji dan tidak ada malu untuk menunjukkan jati diri sebagai seorang muslim. ูˆ ุงุดู‡ุฏ ุจุฃู†ุง ู…ุณู„ู…ูˆู† Saksikanlah! Kami adalah orang-orang Islam Ali Imran 52, 64 dan al-Maidah 111 Sekali lagi, dalam Islam rasa malu, iman dan amal baik sangat erat hubungannya. Saat seorang benar-benar beriman, ia akan merasa malu berbuat dosa, saat itu dia berkomitmen untuk menjaga diri dan kehormatan agamanya karena dia sendiri telah berikrar bahwa dirinya seorang muslim orang yang ber-Islam. Malu pada tempatnya akan membawa kita kepada kesuksesan dan kemuliaan, ุงู„ุญูŠุงุก ููŠ ุดูŠุก ุฅู„ุง ุฒุงู†ู‡ Tidaklah malu itu masuk ke dalam sesuatu, kecuali ia akan menghiasi hal tersebut. Sedangkan malu yang tidak pada tempatnya akan menghambat kita untuk terus maju dan berkembang dan berprestasi. Kita telah bersepakat, tidak boleh ada rasa malu dalam kebaikan dan kebenaran. Allah berfirman ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ุง ูŠุณุชุญูŠูŠ ู…ู† ุงู„ุญู‚ โ€ฆ Allah tidak malu menerangkan kebenaran โ€ฆ al-Ahzab 53 Allah tidak merasa malu menyatakan kebenaran bukan karena Allah tidak punya malu, tapi karena kebenaran memang harus disampaikan. Bukti Allah punya rasa malu adalah hadits Nabi dalam Bulughul Maram yang berbunyi ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุญูŽูŠูู‰ู‘ูŒ ูƒูŽุฑููŠู…ูŒ ูŠูŽุณู’ุชูŽุญู’ูŠูู‰ ู…ูู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ุฅูุฐูŽุง ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฑูุฏู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ุตููู’ุฑู‹ุง Rabb-mu, Allah Taโ€™ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia, sungguh Dia malu menolak hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya kepada-Nya berdoa. 1. Malu Dalam Belajar Diantara malu yang dilarang dalam Islam ialah malu menutut ilmu. Imam Mujahid berkata, ู„ุงูŽ ูŠูŽุชูŽุนูŽู„ู‘ูŽู…ู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ู…ูุณู’ุชูŽุญู’ูŠู ูˆูŽู„ุงูŽ ู…ูุณู’ุชูŽูƒู’ุจูู€ุฑูŒ Orang yang malu dan orang yang sombong tidak akan mendapatkan ilmu. Ibunda kita Aisyah Radhiyallahu aanha pernah memuji sifat para wanita Anshar, ู†ูุนู’ู…ูŽ ุงู„ู†ูู‘ุณูŽุงุกู ู†ูุณูŽุงุกู ุงู’ู„ุฃูŽู†ู’ุตูŽุงุฑู ู„ูŽู€ู…ู’ ูŠูŽู…ู’ู†ูŽุนู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู€ุญูŽูŠูŽุงุกู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽููŽู‚ู‘ูŽู‡ู’ู†ูŽ ููู€ูŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู Wanita terbaik adalah wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu Agama. al-Bukhari Inilah kaidah mengapa Islam adalah agama pertama yang menuntut dan mendorong para wanita untuk berpendidikan. Karena bagi Islam, wanita ada sekolah pertama bagi anak-anak. Termasuk bagian dari menutut ilmu adalah bertanya dan mengajukan pertanyaan. Karena malu bertanya, sesat di jalan. 2. Malu Melamar Islam punya konsep menarik tentang pernikahan. Konsep ini tentu agak tabu dilakukan zaman sekarang. Ini juga tips untuk akhwat yang ingin segera menikah, โ€œlamarlah pria idaman saudariโ€. Ya, Islam tidak melarang wanita untuk purpose kepada pria. Karena nikah adalah ibadah, langkah menuju akad juga ibadah. Islam membolehkan para wanita mengajukan lamaran pada pria. Ini sudah dilakukan Khadijah binti Khuwailid, istri Rasul dan beberapa shahabiyah, sebagaimana yang tertulis dalam al-Bukhari No. 2144 dan Ibnu Majah 1991. Islam tidak melarang jatuh cinta, yang dilarang adalah dosa yang dilakukan atas nama cinta. 3. Malu Yang Dilarang Setelah memahami semua dalil di atas, secara umum rasa malu dalam Islam adalah akhlak yang terpuji. Namun, ada juga malu yang dilarang dalam Islam, tentu saja yang bertentangan atau menghambat perbuatan-perbuatan baik yang telah kami jelaskan di atas, seperti; Malu belajar. Apapun alasannya, miskin, hidung pesek atau kekurangan pada fisik, tetap harus menuntut ilmu. Orang tua yang memiliki anak cacat fisik pun tidak boleh minder. Justru wali murid harus mendukung penuh pendidikan. Fisik boleh cacat, tapi siapa tahu otaknya cemerlang, cerdas, dan banyak membawa manfaat. Malu bekerja. Islam mendorong setiap pemeluknya untuk memiliki penghasilan, karena Islam mengharamkan perbuatan mengemis. Islam mencintai orang mandiri. Malu bekerja karena profesinya kurang keren, โ€” kuli atau tukang sapu, contoh โ€” adalah perbutan tercela. Karena yang tepenting dalam bekerja adalah proses mencari rezeki dengan cara halal, bukan besaran gaji atau penghasilan. Dalam hal ini, seorang muslim dilarang malu. Rasa malu adalah pola perilaku yang ditandai dengan kesulitan komunikasi dan hambatan sosial. Namun, itu bukan penyakit, dan dapat diatasi jika keterampilan yang tepat dikembangkan. Rasa malu adalah kecenderungan perilaku yang stabil yang ditandai dengan tidak diperhatikan, tidak diperhatikan dan tidak diekspresikan secara normal, yang biasanya membatasi perkembangan sosial. Orang pemalu merasa sulit untuk mengungkapkan pendapat mereka, membangun percakapan, menunjukkan kepribadian mereka di depan umum, dan berfungsi dengan cara yang riang dalam pengaturan sosial. Sangat penting untuk menyebutkan bahwa rasa malu bukanlah penyakit atau gangguan psikologis, itu hanyalah ciri kepribadian dan pola perilaku tertentu yang dimiliki banyak orang. Indeks artikel Bisakah itu memiliki konsekuensi negatif? Menjadi pemalu dapat menurunkan tingkat keterampilan seseorang, memaksa mereka untuk berusaha lebih keras untuk melakukan kegiatan sosial yang sederhana , dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan masalah dengan harga diri atau kepuasan pribadi. Ini bukan untuk mengatakan bahwa pemalu adalah sifat kepribadian yang negatif dan merugikan dan bersikap terbuka adalah sifat kepribadian yang positif dan bermanfaat. Ekstroversi dapat menyebabkan masalah atau ketidaknyamanan tertentu dengan cara yang sama seperti rasa malu. Pertanyaan โ€ berhentiโ€ terletak pada bagaimana rasa malu dikelola, bagaimana kita menyesuaikannya dengan cara kita bersikap dan berperilaku, dan efek apa yang ditimbulkannya pada kita sehari-hari. Manajemen rasa malu yang buruk dapat menyebabkan masalah dan ketidakpuasan tertentu, dan dapat menyebabkan munculnya fobia sosial. Beda dengan fobia sosial Fobia sosial adalah ketakutan radikal, ekstrim dan maladaptif terhadap situasi sosial, di mana tingkat kecemasan yang tinggi dialami ketika ini tidak dapat dihindari. Dalam rasa malu ini tidak terjadi, sehingga orang tersebut dapat berfungsi dengan benar meskipun ada kecemasan atau kegugupan yang mungkin mereka miliki dalam situasi sosial tertentu . Namun, sangat penting bahwa orang pemalu yang tidak puas dengan fungsi sosial mereka, belajar mengelola rasa malu mereka untuk menurunkan tingkat kecemasan mereka dan memperoleh gaya relasional yang optimal. Ada beberapa perbedaan ketika memutuskan apa yang cenderung menjadi sumber rasa malu. Ada penulis yang mempertahankan bahwa itu adalah ciri kepribadian bawaan yang dimiliki sepanjang hidup dan ada penulis yang mempertahankan bahwa itu adalah gaya perilaku yang diperoleh selama masa kanak-kanak dan remaja. Kemungkinan besar itu adalah campuran dari sifat dan pengalaman pribadi. Akan tetapi, meskipun sifat pemalu merupakan salah satu ciri kepribadian, yaitu sifat pemalu merupakan bagian dari sifat pemalu, bukan berarti tidak dapat dibalik. Untuk mengatasi rasa malu Anda, Anda tidak perlu mengubah cara hidup Anda. Anda tidak harus mulai menjadi orang yang terbuka dan benar-benar menentang siapa Anda sekarang. Untuk mengatasi rasa malu Anda, yang harus Anda lakukan adalah mengenal diri sendiri dan cara Anda bertindak dengan baik, sehingga Anda dapat mengelola penarikan diri Anda dengan baik dan memastikan bahwa hal itu tidak mengubah fungsi sosial Anda. 10 langkah untuk mengatasi rasa malu 1. Analisis rasa malu Anda Seperti yang telah kita katakan, langkah pertama untuk mengatasi rasa malu adalah mengenal diri sendiri dengan baik dan mengenal rasa malu Anda lebih baik lagi. Berhentilah untuk berpikir dan menganalisis bagaimana rasa malu Anda bekerja. Bagaimana dan kapan rasa malu muncul? Tindakan apa yang mencegah Anda dari mengambil? Perasaan apa yang Anda miliki di saat โ€“ saat itu? Apa gagasan umum yang Anda miliki tentang rasa malu Anda? Bagaimana perasaan Anda tentang itu? Ambil pensil dan kertas dan buat kolom dengan masing-masing pertanyaan ini. Kemudian cobalah untuk menjawabnya dan tulis informasi sebanyak mungkin tentang masing โ€“ masing dari mereka. Informasi ini akan membantu Anda menghadapi dan membatasi masalah, mengetahui bagaimana rasa malu Anda bekerja dan memiliki kendali yang lebih besar atas hal itu selama langkah-langkah berikut. 2. Terima apa adanya Langkah kedua yang harus Anda lakukan adalah membangun sikap positif untuk mengatasi rasa malu Anda. Sikap ini harus didasarkan pada penerimaan diri Anda dan karena itu rasa malu Anda. Seperti yang telah kita katakan, menjadi pemalu bukanlah atribut negatif, itu bukan patologi atau aspek disfungsional dari kepribadian Anda. Memang benar bahwa rasa malu yang ekstrem dapat membuat Anda menderita masalah yang lebih besar seperti fobia sosial. Namun, memiliki cara hidup yang berlawanan, menjadi terlalu terbuka, juga dapat menyebabkan Anda menderita gangguan kepribadian histrionik atau narsistik. Ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan karena malu atau tidak malu, tetapi salah mengelola rasa malu Anda. Ini harus diingat karena sikap yang harus Anda ikuti selama proses tidak boleh didasarkan pada keinginan untuk sepenuhnya memusnahkan rasa malu Anda atau mendapatkan cara untuk menjadi sebaliknya. Rasa malu seharusnya tidak menjadi bagian dari kepribadian Anda yang ingin Anda hilangkan, tetapi bagian dari cara hidup Anda yang ingin Anda pelajari untuk dikelola. 3. Rinci situasi di mana Anda tidak ingin terlalu malu. Kemudian, Anda harus menentukan situasi di mana rasa malu Anda memanifestasikan dirinya dan Anda melihat bahwa karena itu Anda tidak berfungsi seperti yang Anda inginkan. Buatlah daftar semua kegiatan di mana Anda menyadari bahwa Anda sangat pemalu, Anda tidak dapat berkomunikasi dengan baik, sangat sulit bagi Anda untuk mengekspresikan diri atau Anda tidak berhubungan seperti yang Anda inginkan. Situasi ini pada dasarnya bersifat sosial dan jika Anda menganalisisnya dengan baik, Anda dapat memikirkan banyak hal Ketika Anda bersama teman-teman minum, di rapat kerja, ketika Anda harus mengekspos atau menjelaskan sesuatu di depan umum, ketika Anda bertemu tetangga Anda di lift, ketika Anda harus meminta tagihan di restoran โ€ฆ Cobalah untuk membuat daftar semua situasi di mana Anda menyadari bahwa rasa malu Anda memiliki pengaruh yang berlebihan pada cara Anda berperilaku. Kemudian urutkan dari relevansi tertinggi hingga terendah sesuai dengan kriteria Anda. 4. Deteksi pikiran otomatis Anda Setelah Anda mendefinisikan semua situasi, hafalkan dengan baik dan ingatlah. Dan langkah selanjutnya adalah mendeteksi pikiran otomatis yang Anda miliki dalam situasi tersebut. Pikiran otomatis adalah hal-hal yang muncul dalam pikiran secara otomatis pada saat tertentu, dan yang jarang kita sadari. Kita tidak sadar karena ketika mereka muncul secara otomatis kita tidak berhenti untuk memikirkannya, oleh karena itu muncul di kepala kita, kita mengabaikannya dan melanjutkan hidup kita. Pikiran-pikiran ini bisa seperti โ€œJika saya memanggil pelayan, mungkin dia tidak akan mendengar saya, orang-orang di meja sebelah akan melakukannya dan mereka akan menganggap saya konyol.โ€ Pikiran yang muncul di benak Anda ini membuat Anda sulit untuk meminta tagihan di restoran. โ€œJika saya mengatakan sesuatu kepada tetangga saya di lift, dia akan berpikir bahwa topik yang saya angkat tidak masuk akal.โ€ Pikiran ini bisa membuat Anda memilih untuk diam. โ€œJika saya ikut campur dalam percakapan teman-teman saya, mereka akan berpikir bahwa komentar saya tidak menarik dan mereka akan mengabaikan saya.โ€ Pemikiran ini dapat membuat Anda tidak berpartisipasi dalam percakapan. Jadi, yang harus Anda lakukan adalah menjadi sangat perhatian dalam situasi di mana rasa malu Anda muncul, untuk dapat menyadari pikiran โ€“ pikiran ini dan kemudian menuliskannya. 5. Bekerja untuk mengubahnya Setelah kita memiliki pikiran otomatis yang terdaftar, tujuannya adalah agar Anda dapat mengubahnya. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menyadari bahwa pikiran yang muncul di kepala Anda tidak memiliki kepastian kebenarannya. Artinya, Anda tidak memiliki bukti bahwa jika Anda mengatakan sesuatu di lift, tetangga Anda menganggap Anda konyol, atau teman Anda atau orang di meja sebelah melakukannya ketika Anda meminta tagihan. Semua pikiran otomatis ini meningkatkan rasa malu Anda dan mencegah Anda berhubungan dengan benar. Jika setiap orang memiliki pemikiran seperti ini, tidak ada yang akan berhubungan dengan benar. Setelah Anda melihat dengan jelas bahwa pikiran-pikiran ini tidak harus benar, ubahlah menjadi pikiran yang lebih tepat. Sebagai contoh โ€œJika saya meminta tagihan dan pelayan tidak mendengar saya dan orang-orang di meja sebelah melakukannya, mereka akan berpikir bahwa pelayan memiliki banyak pekerjaan dan tidak melayani pelanggannya dengan baik.โ€ Tuliskan pemikiran alternatif untuk setiap pemikiran otomatis yang Anda catat di poin 4. 6. Gunakan pemikiran alternatif Setelah Anda memiliki pemikiran alternatif untuk setiap pemikiran otomatis, bacalah beberapa kali untuk mengingat dengan jelas hubungan antara keduanya. Dengan cara ini, mulai sekarang, setiap kali Anda berada dalam situasi apa pun yang telah Anda jelaskan pada poin 3 dan Anda mendeteksi salah satu pikiran otomatis yang telah Anda daftarkan di poin 4, Anda harus segera memikirkan pemikiran alternatifnya yang dijelaskan dalam poin 5. Jadi, setiap kali Anda berada dalam situasi di mana reaksi pertama Anda adalah rasa malu, pikiran otomatis Anda yang memanifestasikan rasa malu Anda tidak akan lagi terbantahkan dan Anda harus berurusan dengan pemikiran alternatif. Fakta ini akan membuat Anda memiliki kapasitas yang lebih besar dalam setiap situasi untuk menilai secara memadai apa yang bisa terjadi jika Anda mengekspresikan diri dan oleh karena itu peluang Anda untuk melakukannya akan meningkat . 7. Ekspos diri Anda pada situasi yang paling sederhana Untuk mempraktikkan latihan Anda dalam pikiran, akan lebih mudah jika Anda terlebih dahulu mengekspos diri Anda pada situasi-situasi yang memberi Anda lebih sedikit potongan. Dengan cara ini, jika Anda melakukan latihan memodifikasi pemikiran otomatis dalam situasi sederhana, kemungkinan besar Anda akan berani mengekspresikan diri dan mampu mengatasi rasa malu. 8. Ubah keyakinan Anda Setelah Anda dapat mengubah pikiran otomatis Anda, Anda harus fokus pada modifikasi keyakinan Anda yang lebih umum. Anda harus mendeteksi semua keyakinan Anda seperti berikut โ€œSaya pemalu dan itu sebabnya saya tidak berhubunganโ€, โ€œjika saya terlalu banyak mengekspresikan diri, mereka akan berpikir bahwa saya konyolโ€, โ€œjika saya menunjukkan diri saya secara berlebihan, orang tidak akan menyukai sayaโ€, dll. Setelah Anda mendeteksi semuanya, verifikasi keakuratannya. Mengapa mereka harus benar jika saya sudah berhasil berhubungan dengan baik dalam berbagai situasi? Mengapa keyakinan ini pantas jika tidak ada yang pernah mengatakan kepada saya bahwa saya konyol? Cari alasan mengapa Anda memegang keyakinan ini dan Anda akan melihat bahwa Anda benar-benar sudah mulai meninggalkan rasa malu Anda. 9. Bersantai Meskipun latihan yang telah kita lakukan sejauh ini akan membantu Anda menghilangkan rasa malu dalam banyak situasi, Anda pasti akan terus mengalami kecemasan dan kegugupan dalam banyak situasi . Karena itu, jika Anda menyadari bahwa terkadang Anda terus menjadi terlalu gugup, akan lebih mudah bagi Anda untuk belajar rileks. Anda dapat melakukan latihan berikut selama sekitar 10 menit ketika kecemasan mengambil alih. Bernapaslah dalam-dalam dengan diafragma Anda, perhatikan bagaimana udara bergerak masuk dan keluar dari perut Anda. Dalam setiap tarikan napas panjang, ulangi kata atau frasa yang memancarkan ketenangan seperti รขโ‚ฌล“semuanya baik-baik sajaรขโ‚ฌย atau รขโ‚ฌล“Saya tenangรขโ‚ฌย, dan bayangkan pemandangan yang tenang . Jika situasinya memungkinkan, Anda dapat memutar lagu relaksasi di latar belakang dengan volume rendah. 10. Ekspos diri Anda secara bertahap Akhirnya, melalui semua strategi yang dibahas dalam poin sebelumnya, secara bertahap paparkan diri Anda pada situasi yang berbeda. Jelas, jika Anda memulai dengan situasi yang paling membuat Anda cemas, itu akan menghabiskan biaya lebih banyak daripada jika Anda memulai dengan yang termudah dan, saat Anda bekerja dengan baik di dalamnya, Anda melanjutkan dengan yang paling sulit. Untuk melakukan ini, Anda dapat menggunakan daftar yang Anda buat di poin 3 dan dengan sengaja mengekspos diri Anda ke semua situasi secara bertahap. Dan bagaimana Anda melakukannya untuk mengatasi rasa malu Anda? Bagikan untuk membantu pembaca. Terima kasih banyak! Referensi Carnwath T. Miller D. Terapi Kognitif. Dalam Carnwath T. Miller D. Psikoterapi Perilaku dalam Perawatan Primer Manual Praktis. Edisi ke-1. Martinez Roca. Barcelona, รขโ‚ฌโ€นรขโ‚ฌโ€น1989. Elisardo Becoรƒยฑa dkk. Panduan pengobatan dan panduan untuk praktik psikologis klinis Pemandangan dari klinik. Peran Psikolog. Madrid, 2004. Espada, JP, Olivares, J. dan Mendez, FX 2005. Terapi psikologis. Kasus-kasus praktis. Madrid Piramida. Pรƒยฉrez lvarez, M., Fernรƒยกndez Hermida, JR, Fernรƒยกndez Rodrรƒยญguez, C. dan Amigรƒยณ Vazquez, I. 2003. Panduan untuk perawatan psikologis yang efektif. Jilid I, II dan III. Madrid Piramida. Jakarta - Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW pernah menyebut bahwa malu adalah sebagai bagian dari iman. Artinya, malu merupakan salah satu budi pekerti yang dituntut oleh Islam untuk dimiliki oleh setiap dari buku Pendidikan Akhlak Berbasis Hadits Arba'in An Nawawiyah karya Dr. Saifudin Amin, MA, rasa malu adalah suatu akhlak yang mendorong untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan kurang memperhatikan haknya orang yang memiliki Islam menempatkan rasa malu sebagai bagian yang menyusun cabang keimanan seseorang. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda ูŽุงู’ู„ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู ุจูุถู’ุนูŒ ูˆูŽุณูŽุจู’ุนููˆู’ู†ูŽ ุฃูŽูˆู’ ุจูุถู’ุนูŒ ูˆูŽุณูุชูู‘ูˆู’ู†ูŽ ุดูุนู’ุจูŽุฉู‹ุŒ ููŽุฃูŽูู’ุถูŽู„ูู‡ูŽุง ู‚ูŽูˆู’ู„ู ู„ุงูŽ ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุฏู’ู†ูŽุงู‡ูŽุง ุฅูู…ูŽุงุทูŽุฉู ุงู’ู„ุฃูŽุฐูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ุทูŽู‘ุฑููŠู’ู‚ูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุกู ุดูุนู’ุจูŽุฉูŒ ู…ูู†ูŽ "Iman mempunyai enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'Lรข ilรขha illallรขh,' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri gangguan dari jalan. Dan malu merupakan salah satu cabang Iman." HR. Imam Al Bukhari No 9.Senada dengan hal tersebut, mengutip dari laman resmi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dosen Fakultas Ushuluddin FU UIN Sunan Gunung Djati SGD Bandung Iu Rusliana menyatakan bahwa malu sangat erat kaitannya dengan iman. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, ia berkata, ุงูŽู„ู’ู€ุญูŽูŠูŽุงุกู ูˆูŽ ุงู’ู„ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู ู‚ูุฑูู†ูŽุง ุฌูŽู…ูู€ูŠู’ุนู‹ุง ุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูููุนูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ุฑูููุนูŽ ุงู’ู„ุงูŽ ุฎูŽุฑูArtinya "Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna." HR. Al Hakim.Iu Rusliana juga menyebut rasa malu dapat menjadi tameng bagi diri kita sendiri dalam melakukan perbuatan hal buruk. Sebab salah satu penyebab rusaknya tatanan sosial antara lain karena hilangnya rasa malu."Rasa malu adalah tameng, sekaligus benteng dari melakukan perbuatan-perbuatan buruk. Seseorang yang senantiasa memelihara dan menjaga rasa malu akan berhati-hati, baik dalam ucapan maupun perbuatan," tulisnya melalui laman resmi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dikutip Rabu 9/6/2021.Sebuah hadits pun mengatakan hal serupa, dari Abu Mas'รปd 'Uqbah bin 'Amr al-Anshรขrรฎ al-Badri radhiyallรขhu 'anhu ia berkataู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ู…ูู…ูŽู‘ุง ุฃูŽุฏู’ุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ู…ูู†ู’ ูƒูŽู„ุงูŽู…ู ุงู„ู†ูู‘ุจููˆูŽู‘ุฉู ุงู„ุฃููˆู’ู„ูŽู‰ุŒ ุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุณู’ุชูŽุญู ููŽุงุตู’ู†ูŽุนู’ ู…ูŽุง ุดูุฆู’ุชูŽ. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠArtinya "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah 'Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.'" HR. Bukhari No. 3483.Oleh karena itu, seseorang dengan memiliki sifat malu ini, kebaikan akan senantiasa datang menghampirinya dan akan membantunya dalam menghalangi untuk melakukan perbuatan maksiat dan dosa. nwy/nwy Oleh Prof. Dr. Achmad Satori Ismail DIRIWAYATKAN dari abdillah ibni Masโ€™ud ra ia berkata, Rasulullah telah bersabda pada suatu hari โ€œMilikilah rasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya! Kami para sahabat berkata Wahai rasulullah sesungguhnya kami alhamdulillah telah memiliki rasa malu. Rasulullah bersabda โ€œBukan sekadar itu akan tetapi barangsiapa yang malu dari allah dengan sesungguhnya, hendaknya menjaga kepalanya dan apa yang ada di dalamnya, hendaknya ia menjaga perut dan apa yang didalamnya, hendaknya ia mengingat mati dan hari kehancuran. Dan barangsiapa menginginkan akhirat ia akan meninggalkan hiasan dunia. Barangisapa yang mengerjakan itu semua berarti ia telah merasa malu kepada allah dengan sesungguhnya. Musnad Ahmad BACA JUGA Pentingnya Rasa Malu Dalam hadits di atas kita dapat menarik empat karakteristik rasa malu yang sebenarnya yaitu 1. Menjaga kepala dan sekitarnya 2. Menjaga perut dan segala isinya 3. Mengingat mati dan hari kehancuran 4. Menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir. Berikut penjelasan empat karakteristik rasa malu yang sebenarnya 1 Menjaga kepala dan sekitarnya Yang dimaksud dengan menjaga kepala dan sekitaranya adalah sebagai berikut Menjaga indera penglihatannya agar jangan sampai melihat kepada yang haram, mencari-cari kesalahan orang lain dan hal-hal lain yang diharamkan Allah swt. Yang termasuk menjaga indera penglihatan adalah menggunakannya untuk membaca Alquran, mempelajari lmu, merenungi alam semesta dan bersengan-sengan dengan memandang yang halal. Menjaga indera pendengaran dengan menggunakannya untuk mendengarkan bacaan Al Quran, mendengarkan pengajian dan menjauhi mendengarkan ghibah, namimah dsb Menjaga lisan dengan mempergunakannya untuk dzikrullah, memberi nasehat, menyampaikan dakwah dan menjauhi segala ucapa yang diharamkan seperti adudomba, mengumpat, menghina orang lain dsb. Menjaga mulut dengan membiasakan menggunakan siwak, memasukkan makanan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Menjauhi tertawa berlebihan dst. Menjaga muka dengan membiasakan bermuka manis, tersenyum dan ceria setiap ketemu kawan. Menjaga akal dengan menjauhi pemikiran yang sesat seperti pemikiran muktazilah, sekuler, islam liberal dsb. 2 Menjaga perut dan seisinya Yang dimaksud dengan menjaga perut seisinya adalah Menjaga hati dengan menanamkan keikhlasan dan melakukan muhasabah serta menjauhi penyakit hati seperti riyaโ€™, ujub, sombong, kufur, syirik dsb. Menjaga saluran pernafasan dengan tidak merusak saluran pernafasan seperti meokok dsb. Menjaga kemaluan dengan menjauhi apa-apa yang diharamkan Allah seperti perzinahan dsb. Menjaga saluran pencernaan dengan hanya memasukkan makanan dan minuman yang halal saja. 3 Mengingat mati dan hari kiamat Mengingat mati akan membawa kita kepada upaya untuk meningkatkan ketakwaan. Kematian cukuplah bagi kita sebagai nasihat agar kita taubat dan kembali kepada Allah. Orang yang berbahagia adalah orang yang senantiasa melupakan kebaikan, mengingat dosa, mengingat kematian, melihat orang yang lebih rendah di bidang dunia dan melihat orang yang lebih baik dalam bidang akhirat. Orang yang mengingat kematian akan terdorong untuk menyiapkan bekal menuju akhirat dan melu melanggar larangan Allah. BACA JUGA Muslimah Cantik, Menjadikan Malu sebagai Mahkota Kemuliaannya 4 Menjadikan akhirat sebagi tujuan akhir Assindi mengatakan dalam syarah Sunan Ibni Majah sbb Pengertian hadits โ€œBila kamu tdiak memiliki rasa malu maka berbuatlah semaumuโ€ adalah bahwa rasa malu itu merupakan benteng manusia dari perbuatan buruk. Orang yang memeiliki rasa malu terhadap Allah akan menghalanginya dari pelanggaran agama. Orang yang malu terhadap manusia akan menjauhi semua tardisi jelek manusia. Bila rasa malu ini hilang dari seseorang maka ia tidak peduli lagi terhadap perbuatan dan ucapannya. Perintah dalam hadits ini memiliki makna pemberitahuan yang intinya bahwa setiap orang harus melihat perbuatannya. Bila perbuatan itu tidak menimbulkan rasa malu maka hendaknya ia melakukannya bila sebaliknya ia harus meninggalkannya. Sunan Ibni Majah syarh Sindi Bangsa Indonesia yang sudah tidak lagi memiliki budaya malu, harus kembali melaksanakan empat anjuran Rasulullah secara masif demi menuju kebangkitan menggapai kegemilangan di masa mendatang. [] SUMBER IKADI Jakarta - Islam menempatkan budaya rasa malu sebagai bagian dari keimanan seseorang. Orang yang beriman pasti memiliki sifat malu dalam menjalani kehidupan. Melalui sifat malu, seseorang akan berusaha mencari rezeki yang halal dan merasa menyesal jika tidak bisa melakukan kebaikan setiap hari. Sifat ini bisa menjadikan seseorang untuk terhindar dari perbuatan terlarang. Dalam bahasa sufi, yang dimaksud dengan malu adalah menjauhi segala yang tidak diridhai Allah karena takut dan segan Imam Ali, "Orang yang berbicara terlampau banyak, kesalahan-kesalahannya bertambah. Akibatnya orang yang kesalahannya bertambah, rasa malunya berkurang, dan orang yang kurang memiliki rasa malu, ketaatannya menjadi rendah, dan orang yang rendah ketaatannya, jiwanya mati. Barang siapa yang jiwanya mati, ia akan masuk neraka." Maka jelas bahwa berkurangnya rasa malu akan berakhir dengan kita melihat betapa banyak dan besarnya nikmat dari Allah Swt, dan melihat kurangnya amal. Dari kedua hal itu akan muncul sesuatu yang disebut rasa malu. Bisa dikatakan bahwa malu adalah suatu kondisi gelisah yang muncul setelah kita melihat nikmat-nikmat Allah baik berupa materi maupun non materi, di saat yang sama kita menyadari kekurangan kita dalam beribadah kepada-Nya. Adapun sebab rasa malu ada beberapa di antaranya 1. Malu karena tidak mampu memenuhi hak-hak Allah Swt. Rasa malu yang muncul dari rasa gelisah disebabkan ketidak mampuannya untuk memenuhi hak-hak Allah Swt2. Malu karena tidak mampu bersikap ikhlas. Menjadi gelisah karena ketidakmampuannya ikhlas dalam beramal3. Malu karena kesalahan yang dilakukan. Sikap ini merupakan kegelisahan setelah menyadari kesalahannya, sehingga perbuatan ke depan tentu tidak akan diulanginya4. Malu akibat kekurangannya. Rasa malu dimiliki para malaikat yang selalu bertasbih siang dan malam tanpa henti, namun mereka para malaikat berkata kepada Allah, "Kami belum menyembahmu dengan sebenar-sebenarnya."Perlu diketahui juga bahwa rasa malu pada diri manusia ada tiga macam. Pertama, malu kepada Allah Swt. Kedua, malu kepada manusia dan ketiga, malu kepada dirinya kepada Allah berarti melaksanakan perintah-Nya dan menahan diri dari larangan-Nya. Ibnu Mas'ud meriwayatkan, Nabi bersabda, "Malukah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar malu." Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu?" Maka Rasulullah menjawab, "Barang siapa yang menjaga kepala dan isinya, perut dan isinya, meninggalkan perhiasan kehidupan dunia, dan mengingat kematian serta petaka, maka dia malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu. "Hadis ini merupakan nasihat yang sangat mendalam. Adapun malu kepada manusia adalah dengan cara tidak menyakiti dan tidak blak-blakan dengan keburukan. Sedang malu pada diri sendiri adalah dengan cara pengendalian diri dan menjaga kesendirian. Nasihat ahli hikmah berkata, "Hendaknya, rasa malumu kepada dirimu lebih banyak dari pada rasa malumu kepada orang lain." Jika ketiga rasa malu ini berada dalam diri seseorang secara sempurna, maka sebab-sebab kebaikan telah sempurna dalam dirinya. Sedang sebab-sebab keburukan akan tiada, sehingga dia terkenal dengan keutamaan. Penulis telah membuat syair sebagai berikutTahukah kau ciri kebaikan adalah ketenangan dan maluSedang ciri keburukan adalah tidak tahu malu dan kata-katanya jorokMalu menunjukkan itu burukSeseorang yang banyak bicara, panjang lebar dan memfasihkan ucapannya, akan lebih baik diamJika seseorang menjadikan malu sebagai bajunya, maka manusia tidak akan bisa melihat aibnyaSikap malu merupakan penyadaran diri atas kekurangannyaDengan malu, akan perbaiki diriKebaikan akan selalu datang saat seseorang merasa maluMalu bukan memalukan, tidak tahu malu yang harus dihindariBukalah hati, bukalah mataSikap malu bukan hinaMenjaga rasa malu, menunjukkan perbuatan orang muliaSeseorang hidup dg kebaikan, selama dia memiliki rasa maluLaksana kayu tetap hidup, selama ada kulitnyaMalu menuju suksesKita masih ingat ketika awal tahun 2020 pada bulan Februari saat pandemi Covid-19 ramai dibicarakan. Saat itu banyak kalangan khususnya para elite yang meremehkan adanya fakta pandemi ini, namaun Alhamdulillah setelah beberapa saat terlihat telah menyadari kekeliruannya dan merasa malu. Hal ini terbukti tidak diulanginya lagi perbuatan tersebut. Rasa malu ini menurut Imam Shadiq, akan menjauhkan diri dari dosa dan dari kesalahan. Saat ini para generasi muda di seluruh dunia berlomba-lomba menjadi pelopor dalam penemuan-penemuan baru berinovasi . Yang menjadi garapan mereka masih di IT, namun tidak kalah menariknya dengan adanya perubahan prilaku akan muncul bidang garapan baru. Generasi muda negeri ini juga ikut bersaing dengan munculnya beberapa usaha rintisan yang sudah menjadi perhatian, meski demikian perlu ada " rasa malu " atas sikap ini para generasi muda negeri ini akan menjadi unggul dan bisa mencerahkan peradaban atas inovasinya. Inilah sikap " merasa malu " yang membanggakan, karena sikap ini akan melahirkan inovasi yang tentu akan menciptakan " nilai tambah."Dalam kehidupan normal baru, tentu membutuhkan adaptasi. Penulis berharap apapun situasinya, semoga adik-adik generasi muda tiada lelah dan menyerah, terus bergerak menggali untuk memberikan kontribusi pada negeri RofiqSekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025Ketua Dewan Pembina HIPSI Himpunan Pengusaha Santri Indonesia *Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. -Terimakasih Redaksi erd/erd

berikut yang bukan urgensi memiliki rasa malu adalah